Seoul Cosmetic Surgery juga menyebut kalau bedah plastik merupakan salah satu hadiah ulang tahun dan kelulusan paling umum yang diberikan orang tua ke anaknya.
Indonesia juga sudah mengalami fenomena serba oplas ini, sebenarnya. Jangankan selebritas dan sosialita, operasi permak hidung, dagu, bibir, dan pipi sudah biasa di kalangan orang biasa, asal ada duitnya.
Di Jakarta, yang saya tahu, di sekitaran Jalan Ciniru, Jalan Ciranjang, dan Jalan Citayam di Kebayoran Baru ada klinik bedah kecantikan yang dokternya berkeahlian seperti dokter di Korea. Hasil operasi plastiknya mulus dan bagus.
Buat saya yang mengalami other-race effect, muka orang Korea kelihatan sama semua karena bentuk wajah mereka semuanya oval dengan dagu lancip, hidung bercuping kecil yang tidak mancung, tapi juga tidak pesek, dan rahang yang tirus sementara prianya punya rahang persegi yang tegas namun tetap punya wajah yang cute.
Bagaimana supaya kita tidak kena other-race effect?
Jennifer L. Eberhardt dalam bukunya yang berjudul Biased menulis cara menghindari other-race effect. Salah satunya adalah sering punya pikiran positif tentang orang dari ras lain. Dengan begitu otak kita akan terstimulasi untuk melihat Kedua, rajin berinteraksi dengan ras lain. Pemandu wisata. anak-anak yang belajar di slot pulsa tanpa potongan sekolah internasional, dan digital nomad cenderung tidak punya masalah other-race effect karena mereka terbiasa berinteraksi dengan orang dari ras lain.
Ketiga, kalau nonton film asing, entah itu Korea, Bollywood, Holywood, atau Tiongkok, perhatian baik-baik wajah dan nama para pemainnya, jangan cuma lihat adegannya saja, ya.
Ayah Ambil Rapor Anak, Ini 4 Alasan Pentingnya
Sudah lumrah kita lihat hanya ibu-ibu yang banyak terlibat dalam urusan pendidikan anak. Kini, banyak sekolah yang mulai memberlakukan, rapor wajib diambil oleh sang ayah.
Ibu-ibu terlibat dalam pendidikan anak sudah sangat biasa. Mulai dari mendaftarkan anak-anak sekolah, ikut rapat orang tua murid, hadir dalam seminar parenting sekolah sampai urusan ambil rapor anak.
Seorang teman saya, bahkan sampai memposting foto di media sosial ketika pengambilan rapor, karena memang dia satu-satunya bapak-bapak, di antara para ibu yang mengambil rapor anaknya beberapa waktu lalu.
Saya perhatikan, beberapa waktu lalu, ketika pembagian rapor rumah tahfiz, tempat anak-anak kami belajar Al Quran, juga sudah sangat banyak ayah yang ikut mengambil rapor anaknya. Namun, saya curiga, apakah ini karena waktu pengambilan rapornya malam hari sehingga memang lebih nyaman para ayah yang pergi mengambil rapor