“Besar harapan sumbangsih program Bakti BUMN untuk Guru ini dapat turut mendorong optimalisasi potensi pendidik agar dapat mendampingi para siswa guna mewujudkan Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia. Semoga guru-guru Indonesia dapat menjadi pendidik profesional demi kemajuan pendidikan Indonesia,” kata Erick.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan PTPN III dan sejumlah BUMN lain yang menjadi PIC di wilayah Sumut diberikan mandat untuk memberikan pelatihan pendidikan profesi guru kepada 200 hingga 500 peserta dan penggantian biaya ujian sertifikasi kepada 405 orang. Holding Perkebunan Nusantara, lanjut Ghani, berkomitmen mendorong peningkatan daya saing dan prefesionalitas guru.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para https://dokteranak.org/ guru agar siap dan matang menghadapi ujian sertifikasi profesi,” kata Ghani.
Telkom Restorasi Sampah Elektronik melalui Program Eduvice
Demi mewujudkan inisiasi pembangunan berkelanjutan dan mengakselerasi pertumbuhan sektor pendidikan dalam negeri, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan program bantuan Electronic Device Donation for Education (Eduvice). Program ini diluncurkan sebagai bentuk komitmen dalam mengurangi sampah elektronik (E-Waste) dengan memberdayakan siswa SMK untuk melakukan perbaikan alat elektronik sebagai bagian dari praktik pembelajaran sehingga alat tersebut dapat digunakan kembali oleh sekolah/pelajar yang membutuhkan sebagai media pembelajaran digital.
Program Eduvice diresmikan beberapa waktu lalu melalui siaran langsung pada YouTube TJSL Telkom dalam bentuk talkshow bertajuk “E-waste Unwasted: Sampah Eletronikmu, Ruang Belajarku” yang menghadirkan Mohamad Bijaksana Junerosano selaku Founder & CEO Waste4change, Yuki Kato sebagai Influencer, dan Haiva Muzdaliva selaku Managing Director Indonesia Mengajar.
Eduvice membuka donasi berupa sampah elektronik yang ditujukan untuk keluarga besar TelkomGroup berupa laptop, ponsel, dan tablet berspesifikasi Android, dengan melakukan registrasi melalui website www.eduvice.id dan menyerahkan sampah elektronik tersebut pada drop box yang sudah disediakan. Drop box ini tersedia di empat titik kantor Telkom yaitu Graha Merah Putih Gatot Subroto Jakarta Selatan, Menara Multimedia Telkom Kebon Sirih, Kantor Witel Jakarta Barat, dan Graha Merah Putih Telkom Japati Bandung.
Senior General Manager CDC Telkom Hery Susanto mengatakan, “Sampah elektronik yang berbahaya bagi lingkungan sekitar ternyata dapat memberikan banyak kebermanfaatan bagi anak-anak sekolah untuk dapat mengakses pembelajaran secara digital, terutama di daerah tertinggal. Kami yakin program Eduvice dapat meningkatkan ekosistem pendidikan digital dalam negeri guna mencetak generasi yang berdaya saing dan tentunya berdampak baik juga bagi lingkungan”.
Sampah elektronik yang terkumpul nantinya akan dipilah kembali untuk diperbaiki dan didistribusikan kepada sekolah atau pelajar yang membutuhkan, terutama yang berlokasi di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Alat elektronik yang tidak memungkinkan untuk diperbaiki, akan disalurkan pada lembaga pengolah sampah elektronik yang memiliki legalitas dari pemerintah sehingga dapat diolah dengan tepat. Hingga saat ini, 171 perangkat yang terdiri dari 72 smartphone, 15 laptop, 13 tablet, dan 72 uncategorized devices telah diperbaiki dan akan segera didistribusikan kepada penerima manfaat di sekitar wilayah operasional Telkom.