Cara Menghitung Rata Rata di Excel

Berbicara dalam konteks matematika, “rata-rata” digunakan oleh kebanyakan orang untuk “tendensi sentral”, yang berarti angka paling tengah dari sejumlah angka. Ada tiga macam pengukur tendensi sentral, yaitu: mean (aritmetika), median, dan modus. Microsoft Excel memiliki fungsi untuk tiga macam pengukur tendensi sentral tersebut, termasuk dengan kemampuan untuk menentukan rata-rata terbobot (weighted average), yang berguna dalam menemukan harga rata-rata ketika menangani kasus dengan jumlah benda yang berbeda-beda dengan harga yang berbeda-beda juga.

Menemukan Nilai Mean Aritmetika (Rata-Rata)

Masukkan angka yang akan dicari rata-ratanya. Untuk mengilustrasikan cara setiap fungsi tendensi sentral bekerja, kita akan menggunakan satu seri yang terdiri dari sepuluh angka kecil. (Anda seharusnya tidak akan menggunakan angka sekecil ini ketika menggunakan fungsi di luar contoh-contoh berikut.)

  • Pada umumnya, angka-angka dimasukkan ke dalam kolom, sehingga untuk contoh-contoh berikut isilah angka ke dalam sel A1 hingga A10 pada lembar kerja.
  • Angka yang dimasukkan adalah 2, 3, 5, 5, 7, 7, 7, 9, 16, dan 19.
  • Meskipun tidak diperlukan, Anda dapat menghitung jumlah angka dengan memasukkan rumus “=SUM(A1:A10)” ke dalam sel A11. (Jangan memasukkan tanda kutip; tanda kutip digunakan untuk memuat rumus di dalam satu artikel ini.)

Temukan rata-rata dari angka yang telah dimasukkan. Anda dapat melakukannya menggunakan fungsi AVERAGE. Anda dapat menggunakan fungsi dengan salah satu dari tiga cara berikut:

  • Kliklah sel kosong, misalnya A12, lalu ketikkan “=AVERAGE(A1:10)” (dan lagi, tanpa tanda kutip) langsung ke dalam sel.
  • Kliklah sel kosong, lalu klik pada simbol “fx” pada batang fungsi yang terletak di atas lembar kerjas. Pilih “AVERAGE” dari daftar “Select a function:” di dalam dialog Insert Function, lalu klik OK. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.
  • Masukkan tanda sama dengan (=) ke dalam batang fungsi yang terdapat di sebelah kanan simbol fungsi. Pilihlah fungsi AVERAGE dari kotak daftar turunan yang berisi nama fungsi di sebelah simbol fungsi. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.

Amati hasil di dalam sel yang telah diisi dengan rumus. Rata-rata, atau mean aritmetika ditentukan dengan menghitung jumlah angka pada barisan sel (80), lalu membaginya dengan jumlah data di dalam barisan (10), atau 80 / 10 = 8.

  • Jika Anda menghitung jumlah seperti yang disarankan di atas, Anda dapat melakukan verifikasi dengan memasukkan rumus “=A11/10” di dalam sel kosong mana pun.
  • Nilai mean dianggap sebagai indikator yang baik untuk tendensi sentral ketika nilai individu di dalam barisan data dekat dengan satu sama lain. Mean tidak bagus digunakan pada contoh barisan data yang memiliki beberapa nilai yang berbeda sangat jauh daripada nilai lainnya.

Menemukan Nilai Median

Masukkan angka-angka yang akan dihitung mediannya. Mari gunakan barisan sepuluh data yang sama (2, 3, 5, 5, 7, 7, 7, 9, 16, and 19) seperti yang digunakan ketika mencari nilai mean. Masukkan data-data tersebut ke dalam sel A1 hingga A10, jika Anda belum melakukannya.

Temukan nilai median dari angka yang dimasukkan. Lakukan ini menggunakan fungsi MEDIAN. Sama seperti fungsi AVERAGE, Anda dapat memasukkan fungsi dengan salah satu dari tiga cara berikut:

  • Klik sel yang kosong, misalnya A13, lalu ketikkan “=MEDIAN(A1:10)” (dan lagi, tanpa tanda kutip) langsung ke dalam sel.
  • Kliklah sel kosong, lalu klik pada simbol “fx” pada batang fungsi yang terletak di atas lembar kerjas. Pilih “MEDIAN” dari daftar “Select a function:” di dalam dialog Insert Function, lalu klik OK. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.
  • Masukkan tanda sama dengan (=) ke dalam batang fungsi yang terdapat di sebelah kanan simbol fungsi. Pilihlah fungsi MEDIAN dari kotak daftar turunan yang berisi nama fungsi di sebelah simbol fungsi. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.

Amati hasil di dalam sel yang telah diisi dengan rumus. Median adalah titik pemisah contoh barisan data, dengan setengah data bernilai di atas median, dan setengahnya lagi bernilai di bawah median. (Pada kasus contoh barisan data, nilai median adalah 7.) Median mungkin saja memiliki nilai yang sama dengan nilai pada contoh data, atau mungkin juga tidak.

Masukkan angka-angka yang akan dicari nilai modusnya. Mari gunakan lagi barisan data yang sama (2, 3, 5, 5, 7, 7, 7, 9, 16, and 19), lalu masukkan ke dalam sel A1 hingga A10.

Temukan nilai modus dari angka-angka yang telah dimasukkan. Excel memiliki fungsi modus yang berbeda-beda, tergantung pada versi Excel yang digunakan.

  • Untuk Excel 2007 dan lebih tua, terdapat fungsi MODE tunggal. Fungsi ini akan menemukan modus tunggal di dalam contoh barisan data.
  • Untuk Excel tahun 2010 dan lebih baru, Anda dapat menggunakan dua fungsi MODE, yang bekerja sama persis seperti Excel versi lama, atau fungsi MODE.SNGL, yang dibuat untuk menggunakan algoritma yang lebih akurat untuk mencari nilai modus.[1] (Salah satu fungsi modus lainnya, yaitu MODE.MULT akan mengembalikan beberapa data jika fungsi tersebut berhasil menemukan beberapa data di dalam contoh data, tetapi fungsi ini ditujukan untuk digunakan pada susunan (array) data, bukan satu baris data saja.[2] )

Masukkan fungsi modus yang telah dipilih. Sama seperti fungsi AVERAGE dan MEDIAN, ada tiga cara untuk melakukannya:

  • Klik sel kosong, misalnya A14, lalu ketikkan “=MODE(A1L10)” (lagi, tanpa tanda kutip) langsung ke dalam sel. (Jika Anda ingin menggunakan fungsi MODE.SNGL, ketikan “MODE.SNGL” sebagai pengganti “MODE” di dalam rumus).
  • Kliklah sel kosong, lalu klik pada simbol “fx” pada batang fungsi yang terletak di atas lembar kerjas. Pilih “MODE” atau “MODE.SNGL” dari daftar “Select a function:” di dalam dialog Insert Function, lalu klik OK. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.
  • Masukkan tanda sama dengan (=) ke dalam batang fungsi yang terdapat di sebelah kanan simbol fungsi. Pilihlah fungsi “MODE” atau “MODE.SNGL” dari kotak daftar turunan yang berisi nama fungsi di sebelah simbol fungsi. Masukkan barisan data “A1:A10” pada kotak Number 1 di dalam kotak dialog Function Arguments, lalu klik OK.

Amati hasil pada sel yang telah diisi dengan fungsi. Nilai modus adalah nilai yang paling sering muncul pada contoh barisan data. Pada contoh barisan data yang rumus togel digunakan, nilai modusnya adalah 7, karena 7 muncul sebanyak tiga kali di dalam barisan data.

  • Jika ada dua angka berbeda dengan jumlah kemunculan yang sama, fungsi MODE atau MODE.SNGL akan menyampaikan nilai yang lebih dulu ditemukan sebagai hasil. Jika Anda mengubah nilai “3” di dalam contoh barisan data menjadi “5,” hasil modus akan berubah dari 7 menjadi 5, karena 5 ditemukan lebih dulu. Akan tetapi, Jika Anda mengubah barisan data sehingga tiga angka 7 lebih dulu ditemukan daripada tiga angka 5, modus akan kembali menjadi 7.